Sosialisasi ke dalam diri,pikiran,dan emosi

Saat dilahirkan, seseorang tidak memahami keberadaan diri yang terpisah dan berbeda dengan orang lain. Bagaimana seseorang mengembangkan suatu konsep diri (self), gambaran mengenai pandangan orang lain terhadapnya, dan citra diri tersendiri ? Mari simak bahasan berikut.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari bahasan ini, kalian diharapkan mampu memahami mengenai berkembangnya konsep diri (self), gambaran mengenai pandangan orang lain, dan citra diri tersendiri.
A. LOOKING-GLASS SELF (COOLEY)
Charles Horton Cooley (1902) menciptakan istilah looking-glass self untuk menggambarkan bahwa perasaan mengenai diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Cooley menyebutkan bahwa looking-glass self mengandung tiga unsur, yakni :
1) Seseorang membayangkan bagaimana ia tampak bagi mereka yang ada di sekelilingnya. 
2) Seseorang menafsirkan reaksi orang lain. 
3) Seseorang mengembangkan suatu konsep diri (self-concept).
Ketiga langkah dalam looking-glass self merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari. Saat seseorang menyimpulkan reaksi dan evaluasi orang lain terhadapnya, ia secara terus-menerus menyempurnakan atau mengubah konsep dirinya. Tak jarang pula ia berusaha menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat agar dinilai positif oleh orang-orang di sekelilingnya. Dengan demikian, konsep diri tidak pernah merupakan suatu produk yang selesai, melainkan selalu berada dalam proses perubahan, hingga akhir hayat manusia.
B. ROLE-TAKING (MEAD)
Menurut George Herbert Mead (1863-1931), manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui sosialisasi dan pembelajaran mengambil peran orang lain (role-taking). Adapun proses sosialisasi ini berlangsung dalam tahap-tahap berikut :
a) Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami seorang individu sejak dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal kehidupan sosial di sekitarnya, termasuk berupaya memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap dimaksud, anak mulai melakukan kegiatan meniru meski belum sempurna.
b) Tahap meniru (play stage)
Ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa yang berada di sekitarnya. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang diri dan lingkungan sosial terdekatnya (keluarga, sahabat sebaya).
c) Tahap siap bertindak (game stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain bersama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk menjaga nama baik keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. 
Individu berinteraksi dengan banyak orang, maka pola hubungannya pun semakin kompleks. Bersamaan dengan itu, mulai timbul kesadaran bahwa ada nilai dan norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
d) Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
Seorang individu diharapkan sudah menyelaraskan dan menyesuaikan dirinya dengan nilai, norma, maupun pola sosial budaya masyarakat di sekitarnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti seutuhnya.
C. THE DEVELOPMENT OF REASONS (PIAGET)
Bagaimanakah perkembangan penalaran yang terjadi pada manusia ? Jean Piaget (1950) menguraikannya :
1) Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Selama tahap ini, pemahaman individu terbatas pada kontak langsung dengan lingkungan, seperti menghisap, menyentuh, mendengar, melihat. Individu belum mampu berpikir atau menggunakan nalarnya.
2) Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
Selama tahap ini, individu mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol. Namun, mereka belum memahami konsep umum. Mereka pun belum memiliki kemampuan untuk mengambil peran orang lain.
3) Tahap Operasional Konkret (7-12 tahun)
Meskipun kemampuan penalaran (reasoning) lebih berkembang, namun masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Tanpa diberikan contoh nyata, individu belum mampu memahami suatu konsep yang abstrak. 
4) Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)
Sekarang individu sudah mampu berbicara mengenai konsep, menarik kesimpulan atas dasar prinsip umum, dan menggunakan aturan untuk memecahkan masalah yang abstrak.

RANGKUMAN

1) Charles Horton Cooley (1902) menciptakan istilah looking-glass self untuk menggambarkan bahwa perasaan mengenai diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain.
2) Menurut George Herbert Mead (1863-1931), manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui sosialisasi dan pembelajaran mengambil peran orang lain (role-taking).
3) Suatu bagian pokok dari menjadi manusia ialah kemampuan untuk menggunakan akal sehat dan penalaran (reasons). Adapun penalaran berkembang seiring usia.

 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »